Penyebarluasan
Olimpisme Melalui Gerakan Olimpisme Modern
Olimpiade
modern pertama kali digagas oleh Baron Pierre De Coubertin yang sekarang
dikenal sebagai bapak olimpiade modern.
Baron Pierre menjadikan olimpiade sebagai sarana dalam menciptakan kehidupan yang damai di dunia, karena pada saat itu beberapa Negara sedang mengalami krisis sosial dan politik. Olimpiade diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian untuk mengatasi kekacauan yang terjadi diseluruh dunia.
Baron Pierre menjadikan olimpiade sebagai sarana dalam menciptakan kehidupan yang damai di dunia, karena pada saat itu beberapa Negara sedang mengalami krisis sosial dan politik. Olimpiade diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian untuk mengatasi kekacauan yang terjadi diseluruh dunia.
Olimpiade
memiliki beberapa tujuan utama, yakni:
1. Menyebarluaskan
paham yang terkandung dalam olimpiade (olimpisme) secara umum dan menanamkan
nilai filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral
manusia
2. Menjadikan olahraga
sebagai kegiatan perdamaian dunia
3. Membentuk semangat
perdamaian internasional
4. Mempertemukan
atlet dunia dalam suatu festival olahraga internasional empat tahunan
Lambang ini diciptakan oleh B.Pierre, menggambarkan wakil dari 5 benua
yakni: Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia, serta Negara-negara didunia
yang disimbolkan dengan 5 warna yang merupakan bagian dari warna bendera
masing-masing Negara, lambing ini pertama kali digunakan pada tahun 1914 pada
kongres olimpiade di Antwerpen.
“Citius, Altius, Fortius”
(lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat)
Adalah motto pertandingan olimpiade modern
diusulkan oleh Father Henri Didon, seorang guru dari republik dominika, salah
seorang teman B.Pierre de Coubertin.
Olimpiade menetapkan piagam yang disebut
piagam olimpiade (Olympic Charter) dengan maksud agar pelaksanaan aktifitas
pergerakan olimpiade berjalan secara terpadu dan berkesinambungan . Olympic charter
adalah prinsip-prinsip dasar, peraturan-peraturan dan anggaran rumh tangga yang
telah tersusun secara sistematik yang dipakai sebagai pedoman oleh IOC dalam
melaksanakan gerakan olimpiade diseluruh dunia. IOC itu sendiri adalah komisi
yang mengkoordinir gerakan olimpiade.
Struktur Organisasi Gerakan Olimpiade
Dunia (IOC)
-> Untuk melaksanakan
gerakan olimpiade dan penyebarluasan nilai-nilai/paham olimpiade
(Olympism), maka pada 23 Juni 1894
bentuk Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/ IOC) di Paris oleh Baron
Pierre De Coubertin
-> IOC adalah :Organisasi Internasional non-governmental non-profit
organisation (NGO)
-> Merupakan Pendiri, Pelaksana Gerakan Olimpiade
-> Pemegang hak untuk : Simbol , Bendera , Motto, Anthem dan penyelenggaraan Olimpiade
(Olympic Games) musim panas (summer
olympic) dan musim dingin (winter olympic).

Olimpiade dilaksanakan setiap 4 tahun sekali dari masa ke masa, dilaksanakan dalam 2 musim yaitu musim panas dan musim dingin. Kebanyakan masyarakat lebih antusias menyambut olimpiade musim panas ketimbang olimpiade pada musim dingin. Selain penyelenggaraan pertandingan IOC juga melakukan kongres untuk membahas masalah strategis. Olimpiade menjadikan negara-negara bergerak maju dalam bidang keolahragaan tak terkecuali Indonesia.
Indonesia melakukan pergerakan dalam bidang olahraga setelah kemerdekaan yaitu dengan mendirikan IMI pada tahun 1906, PSSI pada tahun 1930 dan PELTI pada tahun 1935. Indonesia juga mendirikan komite yang berorientasi kepada tingkat internasional, yakni KORI dan PORI. Indonesia pertama kali mengikuti kegiatan Olimpiade pada tahun 1952. dari tahun ketahun hingga saat ini Indonesia telah melahirkan para atletik yang berprestasi dalam beberapa cabang olahraga di Olimpiade. Mendali emas, mendali perak dan mendali perunggu telah banyak didapatkan oleh para atletik tersebut. kedepannya Indonesia mengharapkan bukan hanya sekedar peserta dari olimpiade tersebut tetapi indonesia mempunyai keinginan untuk menjadi tuan rumah dalam kegiatan empat tahunan tersebut. Dalam mewujudkan mimpi ini semua pihak harus bergerak untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
Struktur Organisasi Gerakan Olimpiade
Dunia (IOC)
- IOC selalu melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Komite Nasional Olimpiade (National Olympic Committee /NOC) yang berada di setiap di setiap negara dan Federasi Olah Raga Internasional (International Sports Federation) dan Asosiasi Olahraga Kontinental (Continental Associations of NOCs) dalam pelaksanaan berbagai gerakan olimpiade.
- Selain itu IOC membawahi komite-komite olimpiade di setiap kontinental yakni ; Association of National OlympicCommittees of Africa (ANOCA), The European Olympic Committees (EOC), Olympic Council of Asia (OCA), Pan American Sports Organization (PASO), Oceania National Olympic Committees (ONOC).
- Internasional Sport s Federation, merupakan organisasi yang bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan masing-masing cabang olahraga secara internasional.
Ketua atau
Presiden IOC 1894 sd Sekarang
1. Demetrius
Vikelas (1894 – 1896)
2. Pierre de
Coubertin (1896 – 1925)
3. Henri de
Baillet Latour (1825 – 1042)
4. J Sigfrid
Edstom (1946 – 1952)
5. Avery
Brundage (1952 – 1972)
6. Lord
Killanin (1972 – 1980)
7. Juan
Antonio Samarac (1980 – 2001)
8. Jacques
Rogge (2001 – sekarang)
Peran IOC Dalam Gerakan Olimpiade
1. Mendorong terjadinya koordinasi, pengorganisasian dan pengembangan olah
raga dan kompetisi olah raga diantara institusi olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.
2. Bekerjasama dengan pihak publik maupun swasta yang memiliki kemampuan dan
kewenangan dalam menerapan nilai olah
raga dalam pelayanan kemanusiaan.
3. Menyelenggarakan pertandingan olimpiade musim panas dan musim dingin
secara reguler (4 Tahunan)
4. Bekerjasama dengan institusi olah raga Internasional (IF’s) dan nasional
(NOC) melakukan koordinasi menyelenggarakan kegiatan dan aksi aksi
penyebarluasan nilai nilai olah raga (olympism)
5. Mendorong gerakan olimpiade dan penyelenggaraan olimpiade sehingga dapat
berperan dalam membantu menyelesaikan masalah masalah lingkungan.
6. Mendukung International Olympic Academy (IOA) dan institusi lainnya dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan olimpiade.
Struktur Gerakan Olimpiade
Peran
National Olympic Committee (NOC)
- Chapter 4 yang berkaitan dengan N.O.C. Tugas yang berkaitan dengan Olympic Education à menjaga Gerakan Olimpiade dan juga menyebar luaskan prinsip-prinsip dasar Olympism dan program pendidikan jasmani, serta olahraga di sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
- Di Indonesia sesuai dengan AD/ART KONI pasal 5 ayat 5.3 tentang tugas (f) disebutkan menyebar luaskan semangat gerakan olimpiade.
Program
Gerakan Olimpiade dan yang menjadi Perhatian IOC
1. Pertandingan Olimpiade (Olympic
Games) 4 Tahunan
2. Olahraga
Untuk Semua Kalangan (Sport
For All)
3. Akademi
Olimpiade, (Olympic Academy), sejak 14 Juni 1961
4. Penanaman Olympism = Sports +Culture +
Education
5. Winning,Taking
Part and The Universality of The Games
6. Solidaritas Antar Negara Peserta Olimpiade (Olympic
Solidarity)
7. Pengembangan Musium (Olympic
Museum)
8. Pelestarian Lingkungan (Olympic & Environment)
9. Upaya Gencatan Senjata (The Olympic Truce)
10. Dukungan
Kepada PBB (Olympic and UN)
11. Pertandingan
Penyandang Cacat (Paralympic Games)
12. Pertandingan
Olimpiade Yunior (Olympic Youth Games)
13. Program
Gerakan Olimpiade Lainnya (Women,Medical,Mass Media, Marketing,Tehnology)
Olimpiade dilaksanakan setiap 4 tahun sekali dari masa ke masa, dilaksanakan dalam 2 musim yaitu musim panas dan musim dingin. Kebanyakan masyarakat lebih antusias menyambut olimpiade musim panas ketimbang olimpiade pada musim dingin. Selain penyelenggaraan pertandingan IOC juga melakukan kongres untuk membahas masalah strategis. Olimpiade menjadikan negara-negara bergerak maju dalam bidang keolahragaan tak terkecuali Indonesia.
Indonesia melakukan pergerakan dalam bidang olahraga setelah kemerdekaan yaitu dengan mendirikan IMI pada tahun 1906, PSSI pada tahun 1930 dan PELTI pada tahun 1935. Indonesia juga mendirikan komite yang berorientasi kepada tingkat internasional, yakni KORI dan PORI. Indonesia pertama kali mengikuti kegiatan Olimpiade pada tahun 1952. dari tahun ketahun hingga saat ini Indonesia telah melahirkan para atletik yang berprestasi dalam beberapa cabang olahraga di Olimpiade. Mendali emas, mendali perak dan mendali perunggu telah banyak didapatkan oleh para atletik tersebut. kedepannya Indonesia mengharapkan bukan hanya sekedar peserta dari olimpiade tersebut tetapi indonesia mempunyai keinginan untuk menjadi tuan rumah dalam kegiatan empat tahunan tersebut. Dalam mewujudkan mimpi ini semua pihak harus bergerak untuk menjadikan Indonesia lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar