PENANAMAN OLIMPISME UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG
KONDUSIF
Dewasa ini telah banyak perubahan
yang terjadi dalam skala global diberbagai aspek kehidupan di dunia. Dari mulai
ekonomi, sosial, politik dan juga kebudayaan. Dalam bidang ekonomi misalkan, terjadinya
pesaingan bisnis yang meningkat tajam sehingga membuat adanya gap antara Negara
maju dengan Negara berkembang. Lalu pada bidang sosial terjadinya kehidupan
individualis yang meningkat. Pada bidang politik terjadinya demokratisasi
karena keterbukaan. Dan terakhir pada budaya terciptanya globalisasi budaya.
Untuk menghadapi globalisasi
tersebut suatu Negara harus memiliki faktor sentral yang dapat berkompetisi
dengan global, sesuatu yang mempunyai nilai kompetitif dan menjadi aset utama. Kemudian,
sumber daya manusia lah yang dijadikan sebagai factor yang strategis tersebut. Sumber
daya manusia yang ada harus bisa berkompetensi, lingkungan kompetitif saat ini
menuntut sumber daya manusia mempunyai pengetahuan atau wawasan global,
mempunyai keterampilan global, dan mempunyai sikap. Untuk terpenuhinya syarat
tersebut sumber daya manusia haruslah terlebih dahulu melewati proses
pendidikan. Tetapi disini timbulah suatu masalah, karena proses pendidikan yang
dilakukan tidaklah cukup untuk menghadapi tuntutan dari lingkungan eksternal. Telah
terjadi gap besar antara proses pendidikan dengan tuntutan ekstern.
Di dalam Proses Pendidikan
1. Orientasi terhadap pengembangan Intelektual
(Intellectual development)
2. Penyiapan untuk menghadapi masalah yang sederhana
3. Pembentukan Sikap-Sikap Dasa“Normatif” (etika, sopan - santun,
disiplin, birokratis)
4. Pola Hubungan Lebih Formal, Satu Arah dan Otokratis.
5. “Sukses” » “Hasil/ Prestasi Belajar”
6. Menekankan “Hard Skill”
Tuntutan Eksternal
1. Orientasi terhadap “human development “ (Intelektual , ketrampilan dan
moral & periaku profesional).
2. Masalah yang dihadapi lebih “complex”, yang memerlukan
ketangguhan daya nalar, fisik dan psikis.
3. Sikap - Sikap Profesional (kejujuran, adil, respek,
keunggulan).
4. Pola Hubungan Informal, persahabatan, saling memahami,
kedamaian,leadership)
5. “Sukses” » “Hasil Prestasi/Karya Total”
6. Menekankan pada “Soft skill”
LALU. APA YANG HARUS DI LAKUKAN OLEH PELAKU PENDIDIKAN?
KITA HARUS SEGERA MENCIPTAKAN “LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG KONDUSIF "
Pendidikan yang kondusif adalah lingkungan
sistem pendidikan yang terdiri dari unsur sekolah, kurikulum, guru, anak didik,
orang tua dan lingkungan masyarakat, dimana hasil sistem pendidikan tersebut sejalan
( kondusif ) dengan tuntutan & kebutuhan lingkungan eksternal ( Platform Pendidikan Nasional di
Singapura )
Upaya menguragi Gap hasil
pendidikan dengan tuntutan lingkungan eksternal :
Mensinkronkan arah
Pendidikan (secara makro/mikro) Sesuai Kebutuhan Kompetensi Yang
Dibutuhkan Lingkungan Eksternal, Dengan
Penyusunan Kurikulum Yang Relevan Dengan Kehidupan Yang lebih Riil, Melalui :
- Pembekalan kepada siswa kompetensi SDM yang relevan (hard sklill + soft skill)
- Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras dengan perubahan yang makin cepat
3. Pengembangan daya kreatif dan
inovatif siswa agar mampu menyikapi situasi & sumberdaya yang makin
terbatas
4. Pembiasaan diri dalam
lingkungan global dan multi budaya (keterbukaan, interaksi andragogi)
Selain cara diatas penanaman
nilai-nilai olimpisme di institusi pendidikan merupakan pendekatan yang efektif
dalam mengembangkan “Soft Skill” siswa. Olimpisme adalah suatu filsafat
kehidupan, yang menyatukan dan menyeimbangkan badan yang sehat dengan kemauan
dan kecerdasan. Kesatuan antara olahraga, kebudayaan dan pendidikan Olympism =
Sport + Culture + Education). Gerakan olahraga selain mengembangkan pola hidup
yang sehat juga merupakan suatu cara
untuk menggembirakan diri dan meningkatkan
mutu dan nilai pendidikan. Olahraga yang dilakukan melalui perancangan dan
palaksanaan yang benar merupakan sekolah yang baik bagi kehidupan masa sekarang
dan masa depan. Keterampilan tersebut dapat berupa kerja sama, percaya dan
harga diri.
7 Komponen Standar Dari
Sasaran Pembentukan Moral Dalam Olympism (Tercantum dalam piagam olimpiade)
- Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance)
- Berpartisi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure in participation)
- Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play)
- Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures, religions, races and individuals)
- Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development)
- Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing, training, working and competing together )
- Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between different nations peace)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar