Laman

Sabtu, 20 Desember 2014

resume materi olimpisme: "nilai-nilai olimpisme" dalam kepemimpinan strategik



“ NILAI-NILAI OLIMPISME ” DALAM KEPEMIMPINAN STRATEGIK

Pada hakikatnya seorang manusia adalah seorang pemimpin. Mungkin dari kita kebanyakan mengetahui bahwa organisasi yang paling rendah tingkatannya atu yang paling kecil adalah sebuah keluarga, tetapi pada dasarnya organisasi yang paling kecil adalah struktur tubuh dari seorang manusia. Oleh karena itu, manusia adalah seorang pemimpin, minimal dia bisa memimpin dirinya sendiri, mengkoordinasikan antara akal pikiran dan hasrat yang ia punya.

ARTI KEPEMIMPINAN STRATEGIK

         Pada hakekatnya kemimpinan merupakan kemampuan menggerakan, mempengaruhi dan dapat menanamkan kepercayaan pada orang lain atau sekelompok orang untuk bekerjasama mencapai tujuan tertentu.
         Fungsi pemimpin yang utama adalah memberikan arah, mengendalikan, melindungi, dan memberdayakan system sumber daya manusia dan kreativitas dikelompoknya.
         Kepemimpinan strategik adalah kompetensi kepemimpinan yang  diperlukan pada lingkungan/kondisi yang kompleks .

Jika kita lihat arti dari kepemimpinan strategik diatas sangat jelas bahwa menjadi seorang pemipin bukanlah hal yang mudah, mengingat zaman sekarang sudah berubah, pola pikir semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang tinggi. Maka diperlukan pemimpin yang memiliki pola berfikir dan bertindak strategis dan visioner sehingga keputusan yang dikeluarkan tepat. Disebuah organisasi entah itu di sekolah atau nanti saat bekerja pasti menginginkan seorang pemimpin yang berkualitas

Karakteristik Pemimpin Stretegik 

·         Visioner
Memiliki gambaran tentang apa yang ingin dilakukan, bagaimana melakukannya dan bagaimana menghadapi hambatan yang ada.
·         Memiliki animo yang besar
Memiliki keinginan yang kuat dalam melakukan sesuatu demi kesuksesan bersama-sama. Seorang pemimpin haruslah mempunyai semangat untuk mencapai tujuannya tersebut.
·         Memiliki integritas
Seorang pemimpin harus konsisten terhadap pilihannya, dia harus mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan atau perintahkan.
·         Dapat dipercaya / Jujur
Sikap ini menjadi modal dasar bagi seorang pemimpin
·         Terbuka dan respek terhadap orang lain
Sebagai seoranng pemimpin kita harus mengetahui posisi orang lain, kita tidak bisa seenaknya mengambil keputusan, kita harus terbuka pada orang lain bertanya tentang pendapat orang lain dalam suatu organisasi tersebut
·         Berani mengambil resiko
Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya, sebagai seorang pemimpin kita harus bisa memilih pilihan yang terbaik sekalipun itu mengundang banyak resiko
·         Kreatif dan inovatif
Seorang pemimpin harus mempunyai pola pikir yang berbeda
·         Belajar dari pengalaman dan kekeliruan
Setiap kegagalan yang dialami hendaknya kita jadikan bahan pembelajaran untuk kemudian hari, seorang pemimpin haruslah tau akan hal itu

Berbicara mengenai kepemimpinan, didalam olimpisme juga mengajarkan akan hal itu, ingat tentang motto dalam olimpiade? Citius, altius dan fortius. Sebagai seorang pemimpin kita harus mampu membawa tim makin cepat dalam beradaptasi (citius), mampu memotivasi tim untuk berprestasi makin tinggi (Altius), mampu membangun tim dengan daya saing makin kuat (Fortius). Coba kita lihat kepada atletik-atletik yang menang dalam olimpiade, mereka semua juga termasuk pemimpin, seperti yang disampaikan diatas tadi, mereka adalah pemimpin dirinya sendiri. Mereka adalah seorang pemenang, mereka berhasil menjadi seorang pemimpin, mengaktualisasi diri mereka. Yag paling dasar yang mereka miliki adalah sebuah keyakinan, yakin kalau mereka adalah seorang pemenang, mereka mempunyai visi kedepannya, berani mengambil resiko yang ada, tak jarang kegagalan mereka jumpai tetapi itu mereka jadikan sebuah pembelajaran dan menjadi acuan semangat bagi diri mereka sendiri. Kita pun harus demikian, bukan hanya para atletik yang ada disana yang bisa menjadi pemimpin yang berhasil, kita juga bisa, pertama kita harus yakin kalau kita bisa menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

“Selamat Bertugas Semoga Menjadi Pemimpin Strategik Yang Sukses”

Jumat, 14 November 2014

resume mata kuliah olimpisme: penanaman olimpisme untuk membangun lingkungan pendidikan yang kondusif



PENANAMAN OLIMPISME  UNTUK MEMBANGUN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG KONDUSIF
 
Dewasa ini telah banyak perubahan yang terjadi dalam skala global diberbagai aspek kehidupan di dunia. Dari mulai ekonomi, sosial, politik dan juga kebudayaan. Dalam bidang ekonomi misalkan, terjadinya pesaingan bisnis yang meningkat tajam sehingga membuat adanya gap antara Negara maju dengan Negara berkembang. Lalu pada bidang sosial terjadinya kehidupan individualis yang meningkat. Pada bidang politik terjadinya demokratisasi karena keterbukaan. Dan terakhir pada budaya terciptanya globalisasi budaya.
Untuk menghadapi globalisasi tersebut suatu Negara harus memiliki faktor sentral yang dapat berkompetisi dengan global, sesuatu yang mempunyai nilai kompetitif dan menjadi aset utama. Kemudian, sumber daya manusia lah yang dijadikan sebagai factor yang strategis tersebut. Sumber daya manusia yang ada harus bisa berkompetensi, lingkungan kompetitif saat ini menuntut sumber daya manusia mempunyai pengetahuan atau wawasan global, mempunyai keterampilan global, dan mempunyai sikap. Untuk terpenuhinya syarat tersebut sumber daya manusia haruslah terlebih dahulu melewati proses pendidikan. Tetapi disini timbulah suatu masalah, karena proses pendidikan yang dilakukan tidaklah cukup untuk menghadapi tuntutan dari lingkungan eksternal. Telah terjadi gap besar antara proses pendidikan dengan tuntutan ekstern.


Di dalam Proses Pendidikan
1.       Orientasi terhadap pengembangan  Intelektual (Intellectual development)
2.       Penyiapan untuk menghadapi masalah  yang sederhana 
3.       Pembentukan Sikap-Sikap Dasa“Normatif” (etika, sopan - santun, disiplin, birokratis)
4.       Pola  Hubungan  Lebih Formal, Satu Arah dan Otokratis.
5.       “Sukses” » “Hasil/ Prestasi Belajar”
6.       Menekankan “Hard Skill”

Tuntutan Eksternal
1.       Orientasi terhadap “human development “ (Intelektual , ketrampilan dan moral & periaku profesional).
2.       Masalah yang dihadapi lebih “complex”, yang memerlukan ketangguhan  daya nalar, fisik dan psikis.
3.       Sikap - Sikap  Profesional  (kejujuran, adil, respek, keunggulan).
4.       Pola Hubungan Informal, persahabatan, saling memahami, kedamaian,leadership)
5.       “Sukses” » “Hasil  Prestasi/Karya Total”
6.       Menekankan pada “Soft skill”



LALU. APA YANG HARUS DI LAKUKAN OLEH PELAKU PENDIDIKAN?         
 KITA HARUS SEGERA MENCIPTAKAN “LINGKUNGAN  PENDIDIKAN YANG KONDUSIF "

Pendidikan yang kondusif adalah lingkungan sistem pendidikan yang terdiri dari unsur sekolah, kurikulum, guru, anak didik, orang tua dan lingkungan masyarakat, dimana hasil sistem pendidikan tersebut sejalan ( kondusif ) dengan tuntutan & kebutuhan lingkungan eksternal ( Platform Pendidikan Nasional di Singapura )
Upaya menguragi Gap hasil pendidikan dengan tuntutan lingkungan eksternal :
Mensinkronkan arah Pendidikan (secara makro/mikro) Sesuai Kebutuhan Kompetensi Yang Dibutuhkan  Lingkungan Eksternal, Dengan Penyusunan Kurikulum Yang Relevan Dengan Kehidupan Yang lebih Riil, Melalui :
  1. Pembekalan kepada siswa kompetensi SDM yang relevan (hard sklill + soft skill)
  2. Penyiapan mental siswa menghadapi lingkungan kompetisi yang keras dengan perubahan yang makin cepat
3.   Pengembangan daya kreatif dan inovatif siswa agar mampu menyikapi situasi & sumberdaya yang makin terbatas
4.   Pembiasaan diri dalam lingkungan global dan multi budaya (keterbukaan, interaksi andragogi)

Selain cara diatas penanaman nilai-nilai olimpisme di institusi pendidikan merupakan pendekatan yang efektif dalam mengembangkan “Soft Skill” siswa. Olimpisme adalah suatu filsafat kehidupan, yang menyatukan dan menyeimbangkan badan yang sehat dengan kemauan dan kecerdasan. Kesatuan antara olahraga, kebudayaan dan pendidikan Olympism = Sport + Culture + Education). Gerakan olahraga selain mengembangkan pola hidup yang sehat  juga merupakan suatu cara untuk menggembirakan diri  dan meningkatkan mutu dan nilai pendidikan. Olahraga yang dilakukan melalui perancangan dan palaksanaan yang benar merupakan sekolah yang baik bagi kehidupan masa sekarang dan masa depan. Keterampilan tersebut dapat berupa kerja sama, percaya dan harga diri.

7 Komponen Standar Dari Sasaran Pembentukan Moral Dalam Olympism (Tercantum dalam piagam olimpiade)
  1. Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance)
  2. Berpartisi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure in participation)
  3. Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play) 
  4. Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures, religions, races and individuals)
  5. Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development)
  6. Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing, training, working and competing together )
  7. Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between different nations peace)

Jumat, 07 November 2014

resume mata kuliah olimpisme: Penanaman olimpisme untuk membangun semangat perubahan



PENANAMAN OLIMPISME UNTUK MEMBANGUN SEMANGAT PERUBAHAN

1.. 2.. 3.. Berubah. Seketika seseorang datang dengan memakai baju berseragam dan bertopeng.
Dalam materi ini yang dimaksud perubahan bukanlah seperti itu. Kita tahu sendiri perubahan seperti itu hanyalah terjadi pada film fiksi saja. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang terjadi dalam diri manusia. Dalam diri manusia perubahan ada dua yakni perubahan fisik dan perubahan psikologis.

Bagaimana perubahan yang terjadi dalam konteks yang lebih luas?
Contoh perubahan dalam konteks yag lebih luas yakni perubahan secara global
Sektor ekonomi, terjadi  :  pasar global, informasi sebagai komoditi, kompetisi, privatisasi
Teknologi:  miniaturisasi, digitalisasi, otomatisasi, aplikasi, perkembangan basis data
Politik, terjadi : demokratisasi, tekanan negara maju, kekuasaan negara vs individu
Sosial Budaya: nilai-nilai bermasyarakat, budaya global, peran informasi mentukan 

Perubahan perekonomian yang terjadi dari zaman ke zaman, yakni dari pertanian menuju konseptual. Pada abad ke 18 perekonomian di dunia masih berkembang dalam bidang pertanian, lalu pada abad 19 menjurus kepada industri, kebanyakan orang-orang lebih memilih bekerja menjadi buruh pabrik daripada menjadi petani karena keuntungannya lebih besar saat itu, pada abad ke 20 dikenal dengan era informasi, ilmu sangat penting dalam zaman ini, seseorang bisa saja memperoleh keuntungan hanya dengan menjual pengetahuan yang dia miliki.

Kalau kita analogikan, kondisi lingkungan bisnis masa lalu itu seperti perahu yang berlayar dalam ombak yang tenang, kondisi saat itu masih stabil, tenang dan terprediksi. Kita tidak usah takut perahu itu akan terbalik ataupun tenggelam karena keadaan airnya pun sangat tenang. Berbeda dengan lingkungan bisnis saat ini yang kompleks, dinamis, dan sulit terprediksi. Lingkungan bisnis saat ini diibaratkan sebagai perahu boat yang terombang-ambing dalam aliran sungai yang sangat deras, kita tidak akan tahu perahu itu akan bergerak kearah mana, kita harus siap siaga kalau sewaktu-waktu perahu tersebut menabrak karang.


MEMAHAMI  PROSES PERUBAHAN 

Peringatan Orang-Orang Bijak Dalam Menyikapi Perubahan
Charles Darwin (1859):
“Bukan dari ukuran besar ataupun kecil yang akan mampu bertahan, melainkan dari yang mampu lebih cepat beradaptasi.
Charles Handy (1997):
“Kita akan membuat kesalahan bila kita  beranggapan bahwa masa depan adalah kelanjutan masa lalu… sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan.
Michael Hammer (1997):
“Kalau kita merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan
“ Intinya Perubahan adalah sebuah tuntutan… “

Kitab Suci Telah Mengingatkan  Agar Manusia Selalu Siap Menghadapi Perubahan Dunia :
Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka akan mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri “ (Surat Ar-ra’ad :11)
Sesuai Fitrahnya Manusia Diciptakan Sempurna, Sebagai Bekal Dalam  Menghadapi Perubahan Dalam Kehidupannya ….“Sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia dalam bentuk yang Sebaik baiknya.” (Surat At’ tiin : 4)
Untuk Menghadapi Kehidupan Didunia, Manusia Perlu Belajar…..“Bacalah !! Tuhanmulah yang maha pemurah yang mengajar dengan perantaraan kalam”  (Surat Al’alaq : 3-4)
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Alkitab, Roma: 12-2)

Jadi Yang Harus Dipahami  bahwa Perubahan itu “Pasti & Harus Diantisipasi“
Perubahan terjadi setiap saat pada setiap “aspek kehidupan” (manusia,organisasi,perusahaan, bangsa,negara, alam) dan “berlangsung secara alamiah”
Perubahan bersifat “pasti” dan tidak bisa dihindari  / ditolak, hanya dapat disikapi dan diantisipasi
Setiap perubahan akan berdampak + (peluang baru) sekaligus – (tekanan, kehilangan, tersingkir) pada tatanan yang ada
Pandangan Mendasar Tentang Bagaimana Menyikapi Perubahan
         “Kekuatan Otak” (brain power) kini lebih berperan daripada “Kekuatan Otot” (brute power)
         Sumber daya ekonomi tidak lagi muncul dari “kekayaan alam” tetapi dari “kekayaan pola pikir” (Jhon Schuly).
         Sebenarnya idak ada negara/perusahaan yang “bangkrut”, yang ada  adalah “tersingkir” atau kalah bersaing  (Peter Drucker).
         “Know more” kini lebih berperan dari pada “have more”  (Brian Tracy).

Sikap Manusia dalam Menghadapi Perubahan
Antisipatif => Kesadaran diri, direncanakan dengan baik,  orientasi jangka panjang, lebih nyaman, hasil yang dicapai maksimal
Reaktif => Respon spontan karena tuntutan, perencanaan mendadak, orientasi jangka pendek, stress, hasil yang dicapai minimal-optimal
Terpaksa (krisis) => Terpaksa dilakukan,manajemen krisis, orientasi penyelamatan, chaos/depresi, hasil yang di capai minimal

MEMBANGUN SEMANGAT UNTUK BERUBAH MELALUI PENANAMAN OLIMPISME

Kita harus tahu bahwa:
Hidup itu adalah perjuangan, sebelum terlahir didunia ini pun kita berjuang, berjuang dan menjadi pemenang diantara milyaran sperma dan sel telur
Nasib yang terjadi pada diri kita bukanlah suatu kebetulan tetapi itu adalah pilihan kita
Sukses dan kebahagiaan tidak datang begitu saja atau pemberian tetapi kita yang menciptakan. Sama seperti nasib, sukses juga akan datang jika kita perjuangkan, kitalah yang membuat kesuksesan itu dengan perjuangan kita
Tanpa keinginan, perubahan dan perjuangan akan sulit kita dapatkan. Keinginan atau keyakinan akan menjadi pondasi utama kita, kalau kita berjuang tetapi hasilnya tidak maksimal selama kita yakin dan terus menerus berjuang maka kita pasti akan mendapatkan yang terbaik
Pikiran atau mindset adalah kunci keberhasilan

Olympism, Bila Tertanam Pada Diri Manusia Akan  Membangkitkan Semangat Untuk Terus Berubah (pembelajar).
        Olympism adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani    (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada perinsip perinsip etika yang
            Tujuan Olympism adalah menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana  pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam  usaha  membangun suatu masyarakat yang damai dengan saling menghormati. Untuk kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara sendiri-sendiri ataupun bekerjasama dengan organisasi yang terkait menciptakan  kegiatan-kegiatan dalam usaha membangun perdamaian yang abadi.

Nilai Yang Terkandung Dalam Olympism Mampu Membentuk Manusia Sebagai Pembelajar, Sehingga Senantiasa Siap Menghadapi Perubahan
         Visioner (tujuan jangka panjang)
          Peaceful (kedamaian)
          No Discrimination (tidak diskriminatif)
          Mutual Understanding (saling memahami)
          Friendship (persahabatan)
          Solidarity (solidaritas)
          Fair Play (kejujuran,adil,wajar)
          Excellence (keunggulan)
          Fun (kesenangan)
          Respect (menghargai)
          Human Development  (pengembangan diri) 
          Leadership (Kepemimpinan)
          Motivation (semangat, pantang menyerah)
          Team Work (kerjasama, sinergi)

Berhubungan dengan materi perubahan yang sudah dijelaskan diatas, dibawah ini ada cerita yang berjudul “Hasrat untuk Mengubah Diri”. Semoga kita mendapatkan hikmah dari cerita tersebut
 Sebuah Cerita Renungan Untuk Kita Semua …

HASRAT UNTUK MENGUBAH DIRI
Ketika aku masih muda serta bebas berfikir dengan  khayalanku, Aku bermimpi untuk mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah,
Maka cita-cita itupun kupersempit
Dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. Namun tampaknya itupun tiada hasilnya.
Ketika usia senja mulai kujelang,
Lewat upaya terakhir yang penuh keputusasaan, Kuputuskan untuk mengubah hanya keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku, namun alangkah terkejutnya aku, merekapun tak kunjung berubah!!!
Dan kini, sementara berbaring di tempat tidur Menjelang kematianku,  baru kusadari:
“Andaikan yang pertama-tama ku ubah adalah diriku sendiri, maka lewat memberi contoh sebagai panutan, mungkin keluargaku bisa kuubah,
dan berkat inspirasi dan dorongan mereka, kemudian aku menjadi mampu   memperbaiki negeriku dan siapa tahu, bahkan aku juga bisa mengubah dunia”
Setiap orang berpikir untuk merubah dunia, tetapi orang-orang tidak berpikir untuk merubah dirinya sendiri